Ada fakta yang cukup mencengangkan bahwa penggunaan smartphone warganet Indonesia adalah yang paling tinggi di dunia pada tahun 2022. Dalam laporan “State of Mobile 2023“, orang Indonesia menghabiskan rata-rata 5,7 jam per hari untuk menatap layar ponsel mereka.

Sayangnya, mereka tidak menggunakan ponsel untuk hal bermanfaat melainkan hanya bermain, seperti menonton video pendek, entertainment, dan sosial media. Tak heran kalau sindiran ‘hp-nya smart, orangnya enggak’ , itu sangat relevan karena mayoritas penggunaan ponsel hanya untuk hal sebatas hiburan, bukan pengetahuan.

Guru Gembul dalam salah satu videonya (di sebuah forum) mengatakan bahwa orang Indonesia bahkan tidak tau seberapa bodohnya mereka. Tentu masuk akal karena orang bodoh tidak akan pernah tau kalau dirinya bodoh, orang sombong juga tidak tau kalau dirinya sombong, tapi itu soal lain.

Sebelum memulainya, saya ingin bertanya. Berapa lama kamu tahan tidak menggunakan smartphone? Atau beranikah kamu secara sadar menahan diri tidak menggunakan HP selama 12 jam?

Apakah Kamu Tahu Bagaimana Ponsel Mempengaruhi Otak Kita?

Menurut pakar dari ITB, warganet Indonesia rata-rata menyentuh ponsel sebanyak 150 sampai 200 kali sehari. Jika jam produktif kita adalah 16 jam atau 960 menit sehari maka kita akan menggunakan ponsel tiap 4,8 menit sekali.

Data mengatakan demikian, dan banyak dari kita yang setuju bahwa kita tidak akan tahan berlama-lama tanpa menyentuh gawai. Kita bisa menyebutnya dengan kecanduan.

Lantas, apa yang terjadi pada otak dan tubuh jika kita berhenti menggunakan ponsel? Apakah kita bisa hidup tanpa HP?

Efek tidak menggunakan ponsel selama 12 jam

Efek tidak menggunakan ponsel selama 12 jam
Memicu efek cemas

Setelah satu jam berhenti, mungkin kamu akan mencoba mengambilnya sebanyak empat sampai lima kali. Bila sudah dua belas jam berhenti menggunakan ponsel, kamu mungkin merasa cemas karena tidak memeriksanya sama sekali, otakmu mulai melepaskan hormon stres kortisol.

Kenapa, tanya mu?

Hal ini disebabkan oleh bagaimana ponsel kamu mengubah tiga jalur saraf dalam otak mu. Mereka diaktifkan saat mengantisipasi atau mengalami kejutan.

Notifikasi tik-tok, instagram, video baru dari channel kesukaanmu, WhatsApp dari gebetan, semua berperan sebagai hadiah atau kejutan bagi otak dan secara fisik mengubah cara kerja jalur-jalur ini dalam ketiadaan ponsel mu.

Kortisol dilepaskan karena kamu kehilangan kegiatan untuk terus-menerus menggulir atau menggunakan media sosial, interaksi sosial positif memberi hadiah pada otak dan menyebabkan pelepasan dopamine yang konstan di sepanjang jalur-jalur ini sebagai respons terhadap stimulus konstan ponsel.

Setiap notifikasi yang kamu sukai, tanpa kamu sadari telah menjadi hadiah kecil dan sudah sama maknanya dengan mengambil ponsel. Asosiasi-asosiasi kecil ini menjadi lebih kuat dan kuat di kepala mu hingga akhirnya kamu terus-menerus mengambil ponsel itu.

Kamu tahu apa yang saya tulis di atas? Maksudku adalah, terkadang kamu sedang mengobrol dengan ibu, misalnya, dan mencari ponsel mu karena kamu berpikir, “Tunggu, di mana hp ku? Biasanya ada di tangan ku.”

Jadi, setelah 12 jam berhenti, kamu tidak lagi memeriksa ponsel, dan kurangnya stimulus yang biasa kamu alami di otak akan menyebabkan respons stres dan mulai membuatmu cemas. Mungkin kamu benci mengakuinya tapi kamu sudah menganggap smartphone lebih penting daripada ibumu, ayahmu, pacarmu, istrimu, suami, atau siapapun itu.

24 jam tanpa HP, apa jadinya?

Fear Of Missing Out
Di tahap tertentu, tanpa menggunakan ponsel membuat kita FOMO

Setelah 24 jam berhenti, hasil survei menunjukkan bahwa orang-orang mulai mengalami FOMO (ketakutan ketinggalan) yang menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, dan kecemasan lebih tinggi.

Fear Of Missing Out (FOMO) adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu, dalam hal ini adalah sosial media (viral, update terbaru, berita, dan lain sebagainya.

Perusahaan teknologi telah mempelajari konsep-konsep neuron ini untuk terus membuat kamu menggunakan produk mereka. Jika kamu melihat grafik aktivitas dopamine dan hadiah, kamu akan melihat bahwa kamu belajar perilaku ketika kamu mendapatkan hadiah tanpa syarat, mempertahankan perilaku ketika kamu mengantisipasi hadiah dan itu terpenuhi.

Tanpa sadar kita diberi hadiah lewat notifikasi tersebut dengan memeriksanya, membuat kita secara konsisten terus-menerus memeriksa ponsel kita. Mengecek notifikasi atau sekadar menyalakan layar itu nyaris tanpa usaha dan kita menikmatinya.

Mungkin kamu sering melakukan ini, hanya buka tutup aplikasi di smarpthone tanpa tahu mau ngapain. Gak tau mau ngapain tapi asal buka aja, toh gak perlu usaha apa-apa, begitu pikirmu.

Kegiatan ini memanipulasi jaur syaraf yang membuatmu punya insentif yang kuat untuk menggunakan ponsel berulang kali.

Tiga hari tanpa ponsel, apa yang terjadi?

Tiga hari tanpa ponsel, apa yang terjadi

Sekarang, setelah kamu berhenti menggunakan ponsel, stimulusnya dihapus, dan itu sebenarnya menyebabkan peningkatan kecemasan. Hari ketiga setelah berhenti adalah ketika kebanyakan orang mulai merasakan getaran bayangan atau dering bayangan ponsel mereka yang sebenarnya tidak ada.

Betapa konyolnya, berhenti menggunakan ponsel sudah lebih menakutkan dari menonton film horor paling serem. Sudah pasti kamu akan berimajinasi kalau ponselmu berbunyi yang padahal itu tidak ada sama sekali.

Kamu mulai memperhatikan orang lain di dunia nyata yang sebelumnya kamu anggap ‘maya’, ironis memang. Sebelumnya ketika kamu mengobrol, beberapa menit kemudian,

“Oh, orang yang kucintai, tolong berhenti berbicara, aku harus mengabaikanmu karena aku sedang melihat cewek seksi yang belahannya kelihatan sedang joget-joget manja di tik-tok”

Satu studi melibatkan partisipan yang menonton animasi yang berpura-pura bersama pasangan seksual. Satu animasi memeriksa ponsel mereka sepanjang waktu, yang lain tidak. Partisipan merasakan bahwa orang yang tidak memeriksa ponsel mereka memiliki kualitas komunikasi yang lebih baik dan kepuasan hubungan yang meningkat.

Lima hari gak pegang hp, gimana rasanya?

Lima hari gak pegang hp, gimana rasanya

Setelah tiga hari berhenti menggunakan ponsel, kamu mungkin mulai memperhatikan bahwa hubungan manusia lainnya membaik. Setelah lima hari berhenti menggunakan ponsel, fokusmu mungkin meningkat, bahkan kamu mungkin mulai menyadari bahwa kamu melakukan pekerjaan yang lebih baik di sekolah atau kantor.

Studi kecil terhadap mahasiswa yang aktif menggunakan ponsel mereka menemukan bahwa mereka sekarang fokus pada objek atau subjek selama hanya 65 detik. Studi lain terhadap pekerja kantor yang menggunakan ponsel mereka di tempat kerja menemukan bahwa mereka hanya dapat fokus selama tiga menit sekali. Namun, studi di Laboratorium Interaksi Manusia dan Komputer Carnegie Mellon University’s melibatkan 136 siswa yang diuji.

Beberapa dari mereka harus mematikan ponsel mereka, sementara yang lain menyala dan menerima pesan teks secara intermittent. Siswa yang menerima pesan teks tampil rata-rata 20 persen lebih buruk daripada mereka yang mematikan ponsel mereka. Hal ini karena otak sadar kamu hanya dapat menghasilkan satu atau dua pemikiran sekaligus.

Setiap kali membuka pesan teks atau memeriksa notifikasi, otak mu harus beralih dari tugas A ke tugas B, menciptakan efek transisi (delay), membuat lebih sulit bagimu untuk berkonsentrasi. Tetapi karena kamu telah berhenti menggunakan ponsel, kamu beralih tugas lebih jarang, dan kamu mungkin mulai menyadari bahwa lamanya perhatian kamu meningkat dan kemampuan kamu untuk bekerja lebih baik di sekolah atau bahkan di pekerjaan.

Satu minggu tanpa HP

Satu minggu tanpa ponsel

Setelah lima hingga tujuh hari berhenti, kognisi mu akan terus membaik. Studi terhadap 660 orang memeriksa gaya kognitif analitis partisipannya, dan secara rata-rata, peserta dengan keterampilan kognitif yang lebih kuat menghabiskan waktu yang lebih sedikit menggunakan smartphone mereka. Studi ini bahkan menyebutkan kemungkinan hubungan antara penggunaan smartphone yang berlebihan dan penurunan kecerdasan.

Setelah satu minggu, studi jangka panjang menemukan bahwa pengurangan penggunaan ponsel menyebabkan peningkatan tidur. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa rangsangan psikologis dari ponsel memengaruhi tidur kita, sementara yang lain berpendapat bahwa ini karena cahaya dari layar.

Sebetulnya kamu tahu tentang efek buruk layar biru smartphone, seperti, “Oh, itu merusak retina saya, saya tidak bisa tidur.” Tidak ada bukti yang kuat mengapa ponsel ini membuat kamu tidur kurang, hanya beberapa survei dan studi besar tentang orang yang menggunakan ponsel mereka lebih sedikit mendapatkan tidur yang lebih baik.

Apa yang terjadi di otak setelah dua minggu tanpa ponsel

Apa yang terjadi di otak setelah dua minggu tanpa ponsel
Dapat kembali merasakan pentingnya kebersamaan tanpa smartphone

Setelah 14 hari tanpa ponsel, kecemasan berkurang, bahkan beberapa studi mengindikasikan bahwa depresi dapat berkurang. Hal ini karena penelitian telah menemukan bahwa penggunaan ponsel mungkin terkait dengan depresi, meskipun sulit dikatakan apakah ponsel mu menyebabkan depresi.

Tetapi satu studi menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lima jam lebih setiap hari di perangkat selulernya 71 persen lebih mungkin mengembangkan faktor risiko depresi dibandingkan mereka yang hanya menggunakan ponsel mereka selama satu jam.

Setelah dua minggu, kamu juga akan mengalami penurunan nyeri leher dan pergelangan tangan. Satu studi menemukan bahwa semakin lama kamu menggunakan ponsel, semakin besar kemungkinan kamu mengalami nyeri leher. Orang yang terlalu banyak menggunakan ponsel mereka juga dapat mempengaruhi hamstring mereka ini karena peningkatan ukuran saraf median dan penurunan kekuatan cengkeraman akibat penggunaan ponsel.

Saraf median dimulai dari bahu hingga semua jari kecuali kelingking di bagian telapak tangan. Peningkatan ukuran saraf dari penggunaan ponsel berarti Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena Cubital tunnel syndrome yang ditandai dengan mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada tangan. Kondisi ini bisa menjadi salah satu dampak negatif penggunaan HP.

Jadi, setelah dua minggu tidak menggunakan ponsel, kamu mungkin sedang menyembuhkan tidak hanya otak tetapi juga tubuh.

Efek Tidak Menggunakan Smartphone Pada Otak Manusia

Akan saya rangkum beberapa efek yang terjadi pada otak jika dipaksa tidak menggunakan ponsel. Ya, tentu saya akan merangkumnya karena saya tahu kamu pasti malas membaca. :p

  • Fobia – Kecanduan smartphone membuatmu lebih mudah tertekan dan emosional. Coba bayangkan saat kamu tiba di kantor tapi handphone mu ketinggalan di rumah, betapa cemasnya kamu saat itu. Kasus ini disebut nomophobia, kondisi psikologis saat orang takut lepas dari ponselnya bagaikan kamu terlepas dari dunia ini.
  • Efek penarikan – Poin ini tidak ada di atas tapi saya tambahkan saja. Saat kamu dibatasi dari sesuatu yang sangat kamu andalkan, ini akan mempengaruhi suasana hati dan perilaku. Kamu mungkin akan mual dan sakit kepala, pikiran intens yang muncul adalah “Satu hal yang bisa ku pikirkan saat ini adalah dimana ponselku!”.
  • Fokus – Konsentrasimu akan meningkat perlahan tapi pasti, entah itu produktifitas di sekolah atau dunia kerja, semua berjalan lebih baik.
  • Tidak ada lagi nyeri leher – Saat menggunakan ponsel, seakan lehermu diberi beban besar untuk dipaksa menunduk sangat lama. Rasa nyeri itu akan hilang, kualitas tidurmu pun kian meningkat.
  • Lega – Perjuangan melawan kecanduan itu berakhir dengan ‘pahala’. Awalnya kamu merasa terisolasi dari dunia tapi kamu akan terbiasa dengan hal ini, lama-kelamaan kamu justru berfikir “Apakah kamu benar-benar terisolasi atau kamu berhasil mengambil kendali atas hidupmu?
    Anda mulai berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi Anda, dan membaca buku serta surat kabar membawa kesenangan besar dalam hidup Anda.

Penggunaan smartphone memang dapat memberikan berbagai keuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seperti halnya dengan segala sesuatu, penggunaan yang berlebihan juga memiliki dampak negatif, terutama jika tidak digunakan dengan bijak.

Terdapat berbagai risiko kesehatan yang mungkin timbul, mulai dari gangguan umum seperti ketegangan mata dan potensi penyebaran kuman hingga risiko yang lebih serius seperti kanker. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan ponsel cerdas dengan penuh kewaspadaan dan bijaksana.

Kecanduan ponsel bahkan bisa membuatmu gila, saya tidak menggunakan tanda kutip karena efeknya memang bisa gila. Aiman pernah meliput rumah sakit jiwa dimana para penghuninya rata-rata remaja yang kecanduan gawai.

Terima kasih banyak telah membaca artikel dari Aura.co.id, jika kamu sedang menggunakan ponsel sekarang, coba matikan selama beberapa hari dan lihat apakah kamu mulai merasakan efek yang dijabarkan di atas. Memang menyeramkan tapi ingatlah bahwa itu adalah usaha demi merebut hidupmu kembali kepada kenyataan.