Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Pada tahun 2020, diperkirakan 19,3 juta orang meninggal akibat kanker, menjadikannya penyebab kematian terbanyak kedua setelah penyakit jantung.
Bagaimana Kanker Terjadi?
Bayangkan tubuh kita sebagai sebuah pabrik sel. Sel-sel ini terus menerus membelah dan membuat sel baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati.
Namun, terkadang proses pembelahan sel ini tidak terkendali akibat mutasi pada DNA, “kode” yang mengatur cara kerja sel. Mutasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Racun dari asap rokok, polusi udara, dan bahan kimia berbahaya.
- Paparan sinar matahari berlebihan.
- Infeksi virus tertentu.
- Faktor keturunan.
Sel-sel yang bermutasi ini kemudian membelah terus menerus dan tidak terkontrol, membentuk massa yang disebut tumor.
Tumor ini bisa jinak (tidak menyebar) atau ganas (kanker) yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau kelenjar getah bening.
Penyebaran ini disebut metastasis, dan merupakan tahap paling berbahaya dari kanker.
Meskipun penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami, terdapat bukti kuat bahwa faktor gaya hidup menjadi penyebab utama.
Gaya Hidup yang Berpotensi Jadi Penyebab Kanker
Berikut adalah beberapa faktor gaya hidup yang perlu dihindari atau dibatasi untuk mengurangi risiko tersebut, didukung dengan data yang relevan:
Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru dan kanker payudara, terutama pada seseorang yang mulai merokok sejak muda atau berusia di bawah 17 tahun.
Kebiasaan ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut, rahim, pankreas, kerongkongan, ginjal, kandung kemih, dan kanker perut.
Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat melemahkan mekanisme tubuh dalam menyerap nutrisi tertentu, terutama yang berfungsi untuk mencegah kanker. Alkohol telah dikenal luas sebagai salah satu faktor risiko tertinggi dari kanker hati.
Namun, tidak hanya itu, alkohol juga diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kerongkongan, kolorektal, payudara, serta kanker mulut, tenggorokan, dan laring.
Pola Makan yang Tidak Sehat
Pola makan yang buruk adalah pola makan yang terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, seperti permen, keripik, dan biskuit, serta sedikit makanan utuh, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
Daging merah atau daging olahan, seperti ham, bacon, smoked beef, sosis, dan salami diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pankreas, kanker usus, dan kanker lambung.
Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak, protein, serta kalori juga bisa menurunkan kinerja tubuh, sehingga dapat meningkatkan risiko kanker.
Obesitas
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker. Hal ini dikarenakan jaringan lemak yang berlebih di dalam tubuh dapat memproduksi hormon dan senyawa kimia yang dapat mengubah cara kerja sel.
Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) dalam tubuh. Faktor-faktor itulah yang akhirnya membuat DNA sel rusak dan mengembangkan sel kanker.
Sering Terpapar Radiasi
Paparan radiasi dengan energi kuat, seperti sinar-X diketahui dapat meningkatkan risiko kanker, salah satunya kanker payudara. Namun, bisa juga jenis kanker lain, tergantung dari bagian tubuh mana yang sering terpapar radiasi.
Kendati demikian, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa bentuk radiasi berenergi rendah seperti frekuensi radio, ponsel, atau Wi-Fi juga dapat meningkatkan risiko kanker.
Kekurangan Vitamin D
Tidak mencukupi asupan vitamin D juga bisa menjadi salah satu gaya hidup penyebab kanker. Vitamin D dapat diperoleh dari makanan dan suplemen. Selain itu, tubuh manusia juga bisa memproduksi vitamin D dengan menyerap sinar matahari. Proses penyerapan tersebut diduga dapat membantu menghentikan perkembangan kanker.
Malas Gerak
Sedentary lifestyle adalah gaya hidup di mana seseorang cenderung malas melakukan aktivitas fisik atau menggerakkan tubuhnya, misalnya duduk atau berbaring seharian.
Gaya hidup ini dapat menyebabkan obesitas yang menjadi salah satu faktor risiko kanker. Untuk itu, cobalah lebih aktif melakukan aktivitas fisik, misalnya olahraga minimal 30 menit per hari, sebanyak 3–5 kali per minggu.
Stadium atau Tingkatan Kanker
Kanker merupakan penyakit serius yang dapat berkembang dari sel-sel abnormal dalam tubuh. Penting untuk memahami tingkatan keparahan kanker serta grading sel kanker untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tingkatan keparahan (stadium) dan grading sel kanker.
Stadium kanker menggambarkan seberapa jauh sel kanker telah berkembang di dalam tubuh. Ini penting untuk menilai peluang kesembuhan dan merencanakan pengobatan yang efektif:
- Stadium 0
Karsinoma in situ, di mana sel kanker baru tumbuh tetapi belum menyebar ke jaringan lain. Biasanya tidak menimbulkan gejala. - Stadium I
Sel kanker sudah tumbuh membentuk tumor kecil tanpa menyebar ke jaringan di sekitarnya. - Stadium II
Tumor sudah lebih besar tetapi masih terbatas di area asalnya tanpa penyebaran ke bagian tubuh lain. - Stadium III
Sel kanker telah menyebar lebih dalam ke jaringan atau organ tetapi belum mencapai bagian tubuh yang jauh. - Stadium IV
Kanker telah menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain, menurunkan peluang kesembuhan.
Tingkatan Sel Kanker
Tingkatan mengacu pada seberapa berbeda sel kanker tersebut dari sel normal, dan membantu dokter menilai seberapa agresif pertumbuhannya:
- Tingkat 1
Sel kanker tampak mirip dengan sel normal. - Tingkat 2
Sel kanker mulai menunjukkan perubahan yang lebih jelas dan tumbuh lebih cepat. - Tingkat 3
Sel kanker sudah jelas berbeda dengan sel normal dan tumbuh dengan cepat merusak jaringan sekitarnya.
Melakukan pemeriksaan berkala membantu menemukan kanker sejak dini, meningkatkan kesempatan untuk pengobatan yang sukses. Metode deteksi seperti skrining kanker, pemeriksaan fisik rutin, dan tes penunjang seperti tumor marker dapat membantu mendeteksi kanker lebih awal.
Setelah kanker terdiagnosis, dokter akan membuat rencana pengobatan berdasarkan stadium, grading, dan kondisi keseluruhan pasien. Pengobatan bisa mencakup operasi, kemoterapi, radioterapi, atau terapi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Edukasi tentang kanker dan pemeriksaan kesehatan berkala oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) terus dilakukan untuk mengurangi risiko serta meningkatkan peluang kesembuhan. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai deteksi dini dan manajemen kanker yang tepat.
Peranan PAFI dalam Sosialisai Kanker
Peranan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dalam Sosialisasi Kanker di Masyarakat
memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kanker.
Organisasi ini hadir di berbagai kota dan kabupaten terpencil sekalipun, termasuk di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau (pafiinhir.org). Berikut beberapa peranan utama PAFI:
1. Edukasi dan Sosialisasi
- Menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi tentang kanker kepada masyarakat, seperti seminar, workshop, dan kampanye kesehatan.
- Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko kanker, pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan.
- PAFI juga bekerja sama dengan berbagai organisasi lain, seperti Yayasan Kanker Indonesia (YKI), untuk memperluas jangkauan sosialisasi.
2. Penyediaan Informasi yang Akurat
- Menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya tentang kanker melalui website, media sosial, dan publikasi lainnya.
- Informasi ini penting untuk membantu masyarakat memahami kanker dengan benar dan menghindari informasi yang menyesatkan.
- PAFI juga menyediakan layanan konsultasi online dan offline untuk menjawab pertanyaan masyarakat tentang kanker.
3. Peningkatan Kapasitas Apoteker
- Memberikan pelatihan kepada apoteker tentang kanker, termasuk cara mengenali gejala, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien, serta membantu pasien memilih obat yang tepat.
- Apoteker yang terlatih dapat menjadi sumber informasi dan dukungan yang berharga bagi pasien kanker.
4. Advokasi dan Kebijakan
- PAFI mengadvokasi kebijakan yang mendukung pencegahan dan pengendalian kanker, seperti akses ke obat-obatan kanker yang terjangkau dan berkualitas.
- Bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan kanker di Indonesia.
5. Penelitian dan Pengembangan
PAFI mendukung penelitian dan pengembangan obat-obatan dan terapi kanker baru.
Hal ini penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan bagi pasien kanker.
Upaya pafiinhir.org membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker dan keluarganya, serta berkontribusi pada penurunan angka kematian akibat kanker di Indonesia.
Pada akhirnya, gaya hidup yang seimbang dan sehat sangat penting untuk mencegah kanker. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit terdekat apabila kamu memiliki sejumlah faktor risiko kanker.
Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan saran gaya hidup yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kanker serta pemeriksaan untuk mendeteksi kanker secara dini.